PRESTASI YONIF 300 RAIDER

PRESTASI YONIF 300 RAIDER

Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

YON 300 RAIDER BANJAR KADATON

Rabu, 14 April 2010

SERANGAN FAJAR


Dengan kebersamaan TNI-RAKYAT bangsa Indonesia bisa tegak berdiri, dengan di Proklamirkannya Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Itu berarti telah leburnya penjajahan di bumi pertiwi ini, tetapi penjajah ( Belanda ) tetap tidak bisa tenang dengan merdekanya Bangsa Indonesia karena negara penjajah tersebut mempunyai banyak kepentingan di Bumi Persada ini,diantaranya Negara Indonesia kaya akan rempah-rempahnya.
Dengan demikian Belanda berusaha untuk menguasai kembali Negara Indonesia,yaitu dengan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 tetapi agresi itu mendapatkan aksi/perlawanan yang sangat sengit dari putra putri Indonesia yang kemudian terkenal dengan sebutan Perang Kemerdekaan I , aksi putra putri Indonesia itu sangat Heroik sehingga menyebabkan Belanda kewalahan. Sedangkan Agresi Militer Belanda II dilancarkan pada tanggal 19 Desember 1948 yang kemudian terkenal dengan sebutan Perang Kemerdekaan II, sama halnya agresi ini juga dihadapi oleh putra putri Indonesia dengan gagah berani,tak kenal menyerah dan tanpa pamrih sehingga memunculkan peristiwa yang sangat gemilang yaitu SERANGAN UMUM 1 MARET 1949.
Agresi Militer Belanda II dilancarkan pada hari minggu tanggal 19 Desember 1948 pukul 05.30 yang ditujukan langsung terhadap Ibukota Republik Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta, diawali dengan membombardir lapangan terbang Maguwo dengan harapan setelah menguasai lapangan terbang Maguwo bisa menterjunkan Pasukan pendahulunya. Serangan Belanda yang sangat tiba-tiba itu bertujuan untuk menghancurkan NKRI terutama TNI nya yang dianggap sebagai penghambat kekuasaan Belanda di Indonesia. Serangan tersebut merupakan juga bukti ingkar janjinya Belanda terhadap perjanjian Renville yang telah ditandatanganinya pada tanggal 2 Januari 1948.
Setelah Pasukan payung menduduki Maguwo, pasukan tersebut terus bergerak menuju Istana Kepresidenan ,tepat pukul 14.00 Istana Kepresidenan yaitu di Gedung Agung Yogyakarta dapat dikuasainya termasuk menangkap Presiden dan Wakil Presiden beserta pejabat-pejabat tinggi Republik Indonesia.Sebelum ditangkap, Presiden RI Soekarno telah menghubungi Mr. Syafrudin Prawiranagara yang berada di Bukit Tinggi diperintahkan agar membentuk Pemerintahan darurat Republik Indonesia, begitu juga dengan Wakil Presiden M.Hatta juga menghubungi Dr. AA Maramis untuk membentuk Pemerintahan darurat pengasingan di India apabila Pemerintahan Darurat di Bukit Tinggi juaga jatuh ketangan Belanda.
Pemerintahan penjajah ( Belanda ) mendesak agar Presiden Soekarno memerintahkan TNI agar menghentikan perlawanan,tetapi Presiden Soekarno menjawab bahwa beliau tidak bisa memerintahkan penghentian perlawanan karena statusnya adalah tawanan perang. Selanjutnya dari lapangan terbang Maguwo Presiden RI beserta pejabat lainnya diterbangkan menuju tempat pengasingan di daerah Bangka. Hari itu juga tanggal 19 Desember 1948 TNI dibawah pimpinan panglima besar Soedirman terus mengobarkan semangat dan berjuang melawan pasukan Belanda untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dengan jalan perang berlanjut atau perang gerilya.